Teorema Pythagoras: Pengertian, Rumus, dan Contoh Soal Terlengkap

Teorema Pythagoras adalah salah satu pondasi utama dalam dunia matematika, khususnya geometri. Ditemukan oleh matematikawan Yunani kuno bernama Pythagoras, teorema ini menjadi kunci untuk memahami hubungan antara sisi-sisi pada segitiga siku-siku. Memahami Teorema Pythagoras sangat penting bagi pelajar maupun profesional di berbagai bidang ilmu.

Pengertian dasar dari Teorema Pythagoras adalah sebagai berikut: dalam segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat dari panjang dua sisi penyiku lainnya. Sisi miring selalu merupakan sisi terpanjang dan berhadapan langsung dengan sudut siku-siku (90 derajat).

Rumus utama dari Teorema Pythagoras sangat ikonik dan mudah diingat: a2+b2=c2. Di sini, a dan b mewakili panjang sisi-sisi penyiku (kaki-kaki segitiga), sedangkan c mewakili panjang sisi miring atau hipotenusa. Rumus ini adalah inti dari teorema tersebut.

Mari kita lihat contoh soal pertama untuk memahami penerapan rumus ini. Misalkan kita memiliki segitiga siku-siku dengan sisi a=3 cm dan sisi b=4 cm. Berapakah panjang sisi miring c? Dengan menggunakan rumus, 32+42=c2, yang berarti 9+16=c2.

Melanjutkan perhitungan, 25=c2. Untuk menemukan nilai c, kita perlu mengakarkuadratkan 25. Jadi, c=25​=5 cm. Ini adalah contoh klasik dari tripel Pythagoras (3, 4, 5) yang sering muncul dalam soal-soal.

Contoh soal kedua: Sebuah tangga sepanjang 13 meter disandarkan pada tembok. Jarak kaki tangga dari tembok adalah 5 meter. Berapakah tinggi tembok yang dicapai tangga? Di sini, tangga adalah sisi miring (c=13), dan jarak kaki tangga dari tembok adalah salah satu sisi penyiku (a=5).

Kita mencari tinggi tembok (b). Dengan Teorema Pythagoras, a2+b2=c2 menjadi 52+b2=132. Ini berarti 25+b2=169. Selanjutnya, b2=169−25=144.

Untuk mendapatkan b, kita ambil akar kuadrat dari 144. Maka, b=144​=12 meter. Jadi, tinggi tembok yang dicapai tangga adalah 12 meter. Contoh ini menunjukkan relevansi praktis teorema ini.

Contoh soal ketiga: Tentukan apakah segitiga dengan sisi 6 cm, 8 cm, dan 10 cm adalah segitiga siku-siku. Kita asumsikan 10 cm adalah sisi miring (c). Kita periksa apakah 62+82=102.

36+64=100. Karena 100=100, maka segitiga tersebut memang segitiga siku-siku. Contoh ini membuktikan bagaimana Teorema Pythagoras juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.