Kampung Adat Bena dan Wae Rebo: Pesona Tradisi di Atas Awan

Kampung Adat Bena dan Wae Rebo, dua permata tersembunyi di Flores, Nusa Tenggara Timur, menawarkan pengalaman budaya dan alam yang luar biasa. Kedua desa ini menjadi saksi bisu keuletan masyarakat dalam menjaga tradisi leluhur di tengah modernisasi. Mengunjungi Kampung Adat ini adalah seperti melangkah ke masa lalu, merasakan kearifan lokal yang hidup dan lestari.

Desa Bena, yang berlokasi strategis di kaki Gunung Inerie, memukau dengan arsitektur rumah adatnya yang unik. Rumah-rumah beratap ilalang tersusun terasering secara melingkar, mengelilingi formasi batu megalitik ngadhu dan bhaga di tengah desa. Ini adalah pusat spiritual yang sakral, simbol penghormatan kepada leluhur di Kampung Adat Bena.

Setiap ngadhu dan bhaga di Bena memiliki makna filosofis yang mendalam, merepresentasikan klan-klan yang menghuni desa. Batu-batu pipih besar yang tersebar di halaman juga berfungsi sebagai makam leluhur, menunjukkan kuatnya praktik pemujaan nenek moyang. Kehidupan di Bena masih sangat terikat pada hukum adat dan ritual yang diwariskan turun-temurun.

Berbeda dengan Bena, Kampung Adat Wae Rebo tersembunyi di balik pegunungan Manggarai, menjadikannya destinasi impian bagi para petualang. Perjalanan menuju Wae Rebo melibatkan trekking yang cukup menantang melalui hutan lebat, namun semua lelah akan terbayar lunas dengan pemandangan dan pengalaman yang menanti.

Ciri khas Wae Rebo adalah tujuh rumah adat berbentuk kerucut, yang dikenal sebagai Mbaru Niang. Bangunan unik ini memiliki lima lantai, masing-masing dengan fungsi yang berbeda, mulai dari ruang komunal hingga penyimpanan hasil panen dan persembahan. Arsitektur Mbaru Niang adalah bukti kearifan lokal yang luar biasa dalam beradaptasi dengan alam.

Meskipun letaknya terpencil, masyarakat di kedua Kampung Adat ini sangat ramah dan terbuka menyambut pengunjung. Mereka dengan senang hati berbagi cerita tentang budaya mereka, mengajak wisatawan untuk berinteraksi, dan bahkan terlibat dalam aktivitas sehari-hari. Ini memberikan pengalaman otentik yang tak terlupakan bagi setiap jiwa.

Konservasi budaya dan lingkungan menjadi prioritas utama di Bena dan Wae Rebo. Masyarakat setempat bersama dengan dukungan pemerintah dan lembaga non-pemerintah aktif menjaga kelestarian bangunan adat, ritual, dan lingkungan sekitar. Upaya ini memastikan bahwa warisan budaya ini akan terus lestari bagi generasi mendatang.