Eksplorasi Konsep Fisika Keseharian tak hanya terbatas pada ruang kelas. Di SMPN 1 Bobotsari, ekstrakurikuler (ekskul) Taekwondo dan Pencak Silat menjadi laboratorium hidup. Siswa mempelajari bagaimana ilmu fisika, khususnya yang berkaitan dengan gerak dinamis, diterapkan langsung dalam setiap tendangan dan pukulan.
Gerak dalam Seni Bela Diri
Setiap gerakan dalam seni bela diri, baik itu tendangan memutar Taekwondo maupun sabetan Pencak Silat, melibatkan prinsip fisika. Konsep Fisika Keseharian seperti momentum, energi kinetik, dan gaya aksi-reaksi bekerja secara terpadu. Pemahaman akan konsep-konsep ini sangat penting untuk mencapai teknik yang efektif, cepat, dan kuat.
Momentum adalah kunci efektivitas serangan. Dalam Pencak Silat, pesilat memanfaatkan perubahan kecepatan dan massa tubuh saat melakukan tendangan. Begitu pula di Taekwondo, gerak memutar pinggang sebelum menendang bertujuan memaksimalkan momentum untuk menghasilkan daya dorong yang signifikan. Semakin besar momentum, semakin besar dampaknya.
Tendangan Taekwondo, misalnya, adalah studi kasus sempurna mengenai energi kinetik. Siswa belajar bahwa kecepatan kuadrat memiliki pengaruh besar terhadap energi yang dihasilkan. Latihan kecepatan dan akurasi sangat menentukan. Dengan demikian, mereka tak hanya melatih fisik, tetapi juga secara intuitif menerapkan rumus fisika.
Gaya aksi-reaksi sesuai Hukum Newton III juga terlihat jelas. Saat seorang atlet Taekwondo menendang target, target tersebut memberikan gaya yang sama besar namun berlawanan arah. Prinsip ini turut menjelaskan mengapa kuda-kuda kokoh (posisi statis) sangat vital dalam Pencak Silat untuk menahan energi pukulan lawan (gaya eksternal).
Penerapan dan Pembelajaran
Ekskul ini mengajarkan siswa tentang pusat massa atau titik keseimbangan tubuh. Dalam duel, menjaga titik keseimbangan sangat krusial agar tidak mudah jatuh. Mereka belajar cara memindahkan titik tersebut saat bergerak atau bertahan. Hal ini adalah aplikasi nyata dari prinsip-prinsip statika dan dinamika.
Guru dan pelatih di SMPN 1 Bobotsari secara kreatif mengintegrasikan Konsep Fisika Keseharian ke dalam latihan. Mereka mendiskusikan mengapa posisi tangan harus demikian saat memblok (kaitannya dengan torsi) atau mengapa langkah kaki harus cepat (kaitannya dengan percepatan). Ini membuat fisika menjadi subjek yang relevan dan menarik.
Siswa yang mengikuti ekskul Taekwondo dan Pencak Silat tidak hanya menjadi atlet yang terampil. Mereka juga menjadi pelajar yang memahami bagaimana ilmu fisika bekerja di luar buku teks. Eksplorasi gerak dinamis ini membuktikan bahwa olahraga adalah wadah yang hebat untuk memahami ilmu pengetahuan.
